Berikut ini kita akan membahas mengenai Media Pembelajaran, Apa dan
Bagaimana? Pembelajaran yang menyenangkan memerlukan
sebanyak-banyaknya media belajar. Media belajar juga berfungsi memudahkan
terjadinya proses pembelajaran. Penentuan media belajar harus dipilih,
disaring, dan diselaraskan dengan tujuan yang ingin dicapai. Oleh karena
itu, hendaknya dipilih alat bantu yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1.
menarik
perhatian dan minat siswa;
2.
meletakkan
dasar-dasar untuk memahami sesuatu hal secara konkret yang sekaligus
mencegah atau mengurangi verbalisme; dan
3.
sederhana,
mudah digunakan dan dirawat, dapat dibuat sendiri oleh guru atau diambil
dari lingkungan sekitarnya.
Salah satu
prinsip belajar menyatakan bahwa makin banyak media bantu pembelajaran
dimanfaatkan secara tepat dalam pembelajaran, makin besar daya serap siswa
terhadap materi yang dipelajarinya. Dengan demikian, dalam pembelajaran
guru harus menggunakan berbagai media belajar dan memanfaatkannya secara
tepat. Memanfaatkan media pembelajaran secara tepat artinya dapat memilih
alat yang cocok dengan materi yang dibahas dan mendemonstrasikan media
tersebut pada saat yang tepat, sehingga dapat berfungsi memperjelas
informasi (konsep) yang sedang dibicarakan.
Konsep Dasar
dan Fungsi Media
Banyak sekali pengertian media pembelajaran yang diungkapkan oleh para
tokoh. Akan tetapi menurut terminologinya, kata media berasal dari bahasa
latin “medium” yang artinya perantara, sedangkan dalam bahasa Arab media
berasal dari kata wasaaila artinya pengantar pesan dari pengirim kepada
penerima pesan.
Media belajar merupakan salah satu faktor untuk mencapai efi siensi hasil belajar (Moh. Surya, 1992). Media belajar juga dapat didefi nisikan sebagai berikut.
Media belajar merupakan salah satu faktor untuk mencapai efi siensi hasil belajar (Moh. Surya, 1992). Media belajar juga dapat didefi nisikan sebagai berikut.
1.
Berlach dan
Ely (1971) mengemukakan bahwa media belajar merupakan alat-alat grafi s,
fotografi s atau elektronis untuk menangkap, memproses dan menyusun
kembali informasi dan menyusun kembali informasi visual atau verbal;
2.
Heinich,
dkk. (1985) mengemukakan bahwa media pembelajaran merupakan pembawa
pesan-pesan atau informasi yang bertujuan pembelajaran atau mengandung
maksud-maksud pembelajaran;
3.
Martin dan
Briggs (1986) mengemukakan bahwa media pembelajaran mencakup semua sumber
yang diperlukan untuk melakukan komunikasi dengan pembelajar. Hal ini bisa
berupa perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan pada perangkat
keras; dan
4.
H. Malik
(1994) mengemukakan bahwa media belajar adalah segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat
merangsang perhatian, minat, pikiran dan perasaan pembelajar dalam
kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu.
Berdasarkan
pengertian-pengertian tersebut, dapat disimpulkan media belajar memiliki
fungsi-fungsi sebagai berikut.
Fungsi dari
media belajar ialah memvisualisasikan sesuatu yang tidak dapat dilihat
atau sukar dilihat sehingga nampak jelas dan dapat menimbulkan pengertian
atau meningkatkan persepsi seseorang (R.M. Soelarko, 1995). Namun, ada
enam fungsi pokok dari media belajar dalam proses belajar mengajar.
1.
Penggunaan
media belajar dalam proses belajar mengajar bukan merupakan fungsi
tambahan, tetapi mempunyai fungsi tersendiri sebagai alat bantu untuk
mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif;
2.
Penggunaan
media belajar merupakan bagian yang integral dari keseluruhan situasi
mengajar;
3.
Media
belajar dalam pengajaran penggunaannya integral dengan tujuan dan isi
pelajaran;
4.
Media
belajar dalam pengajaran bukan semata-mata alat hiburan atau bukan sekadar
pelengkap;
5.
Media
belajar dalam pengajaran lebih diutamakan untuk mempercepat proses belajar
mengajar dan membantu siswa dalam menangkap pengertian yang diberikan
guru; dan
6.
Penggunaan
media belajar dalam pengajaran diutamakan untuk mempertinggi mutu belajar
mengajar.
Di samping
enam fungsi di atas, penggunaan media belajar mempunyai nilai-nilai
sebagai berikut.
1.
Dengan
peragaan dapat meletakkan dasar-dasar yang nyata untuk berpikir, oleh
karena itu dapat mengurangi terjadinya verbalisme;
2.
Dengan
peragaan dapat memperbesar minat dan perhatian siswa untuk belajar;
3.
Dengan
peragaan dapat meletakkan dasar untuk perkembangan belajar sehingga hasil
belajar bertambah mantap.
4.
Memberikan
pengalaman yang nyata dan dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri pada
setiap siswa;
5.
Menumbuhkan
pemikiran yang teratur dan berkesinambungan;
6.
Membantu
tumbuhnya pemikiran dan membantu berkembangnya kemampuan berbahasa; dan
7.
Memberikan
pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain serta membantu
berkembangnya efi siensi dan pengalaman belajar yang lebih sempurna.
Dalam
menggunakan media belajar, hendaknya guru memperhatikan sejumlah prinsip
tertentu agar penggunaan media belajar tersebut dapat mencapai hasil yang
baik. Menurut Nana Sudjana (2002), prinsip-prinsip penggunaan media
belajar adalah sebagai berikut.
belajar adalah sebagai berikut.
1.
Menentukan
jenis media belajar dengan tepat, artinya sebaiknya guru memilih terlebih
dahulu media belajar manakah yang sesuai dengan tujuan dan bahan pelajaran
yang hendak diajarkan;
2.
Menetapkan
atau memperhitungkan subjek dengan tepat, artinya perlu diperhitungkan
tingkat kemampuan/kematangan anak didik;
3.
Menyajikan
media belajar dengan tepat; dan
4.
Menempatkan
dan memperlihatkan media belajar pada waktu, tempat, dan situasi yang
tepat.
Keragaman
Media Belajar
R.M.
Soelarko (1995) menggolongkan media belajar ke dalam jenis-jenis berikut.
1.
Gambar-gambar
(lukisan), dalam IPA misalnya Zoologi (gambargambar binatang), Botani
(gambar pohon, bunga, daun, dan buah), dan gambar tentang ilmu bumi
(gambar gunung, laut, danau, hutan)
2.
Benda-benda
alam yang diawetkan, misalnya daun kering yang dipres, bunga, serangga,
misalnya kupu-kupu, jangkrik, belalang.
3.
Model,
fantom, dan manikkin. Yang disebut model adalah bentuk tiruan dalam skala
kecil. Fantom atau Manikkin adalah model anatomi dari bagian-bagian tubuh
manusia itu sendiri misal rangka manusia.
Adapun media
untuk pengajaran bahasa dapat dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:
a. media pandang (visual aids);
b. media dengar (audio aids); dan
c. media dengar-pandang (audio-visual aids).
a. media pandang (visual aids);
b. media dengar (audio aids); dan
c. media dengar-pandang (audio-visual aids).
Media
pandang dapat berupa benda-benda alamiah, orang dan kejadian; tiruan
benda-benda alamiah, orang dan kejadian; dan gambar benda-benda alamiah,
orang dan kejadian (Effendi, 1984). Benda-benda alamiah yang dapat
dihadirkan dengan mudah ke sekolah atau dapat ditunjuk langsung merupakan
media pandang yang cukup efektif untuk digunakan, misalnya alat-alat
sekolah, alat olah raga, dan benda-benda di sekitar sekolah. Jika benda
alamiah tidak mungkin dihadirkan maka dapat diganti dengan tiruannya yang
sekarang ini cukup mudah didapatkan, misalnya buah-buahan dari plastik,
mobil-mobilan, perkakas rumah tangga, dan sebagainya. Jika tiruan benda
alamiah itu pun tidak ada maka dapat diganti dengan gambar, baik gambar
sederhana maupun gambar hasil peralatan mutakhir. Media pandang lainnya
adalah kartu dengan segala bentuknya, papan fl anel, papan magnet,
papan saku, dan lain sebagainya.
Benda-benda
tiruan dan gambar merupakan media yang cukup efektif untuk digunakan,
misalnya untuk pengenalan huruf dan pola kalimat. Menurut Mohammad
Ahsanuddin (2006), benda-benda dan gambar itu dapat diletakkan di
sudut-sudut ruangan atau ditempel di dinding sebagai pajangan. Jika anak
telah dapat membaca, di bawah setiap gambar atau barang tiruan itu dapat
disertakan namanya dengan bahasa asing yang sedang dipelajari siswa.
Media dengar
yang dapat digunakan untuk pengajaran bahasa antara lain radio, tape
recorder, dan laboratorium bahasa (yang sederhana). Tape recorder untuk
media dengar merupakan pilihan yang cukup tepat untuk pengajaran bahasa.
Hal ini karena dengan alat ini dapat diputar kaset-kaset rekaman sesuai
yang dinginkan guru. Namun, kendala dari pemakaian tape recorder adalah
minimnya kaset-kaset rekaman siap pakai yang dirancang khusus untuk bahasa
tertentu. Kendala ini sekaligus merupakan tantangan bagi para pakar dan
praktisi pengajaran bahasa.
Penggunaan
laboratorium bahasa sebagai alat bantu pengajaran bahasa telah diakui
efektivitasnya oleh para pakar pengajaran bahasa. Akan tetapi, untuk
sekolah-sekolah di Indonesia pada umumnya, terutama di wilayah kabupaten,
peralatan ini sering kali hanya merupakan anganangan yang sulit dicapai
karena harganya yang relatif tinggi.
Media
pengajaran bahasa yang paling lengkap adalah media dengar pandang, karena
dengan media ini terjadi proses saling membantu antara indra dengar dan
indra pandang. Yang termasuk jenis media ini adalah televisi, VCD, komputer
dan laboratorium bahasa yang mutakhir. Dengan televisi yang menggunakan
parabola dapat diakses siaran berbahasa (asing) berbagai negara. Siaran
itu kemudian dapat direkam dengan menggunakan CD Writer sehingga dapat
diputar berulang kali sebagai media belajar. Lebih lanjut, M. Ahsanuddin
(2006) menjelaskan bahwa VCD merupakan media pengajaran bahasa yang cukup
efektif digunakan. Alat ini mirip dengan tape recorder hanya lebih
lengkap. Tape recorder hanya didengar, sementara VCD didengar dan dilihat. Saat
ini telah banyak program-program pengajaran bahasa yang dikemas
dalam bentuk CD, namun untuk mengoperasikannya tidak cukup dengan
VCD tetapi dengan komputer yang dilengkapi dengan multimedia.
Sumber : panduanguru.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar