Latest Post :
Home » » Media Pembelajaran

Media Pembelajaran

Selasa, 18 Februari 2014 | 0 komentar


Berikut ini kita akan membahas mengenai Media Pembelajaran, Apa dan Bagaimana? Pembelajaran yang menyenangkan memerlukan sebanyak-banyaknya media belajar. Media belajar juga berfungsi memudahkan terjadinya proses pembelajaran. Penentuan media belajar harus dipilih, disaring, dan diselaraskan dengan tujuan yang ingin dicapai. Oleh karena itu, hendaknya dipilih alat bantu yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1.     menarik perhatian dan minat siswa;
2.     meletakkan dasar-dasar untuk memahami sesuatu hal secara konkret yang sekaligus mencegah atau mengurangi verbalisme; dan
3.     sederhana, mudah digunakan dan dirawat, dapat dibuat sendiri oleh guru atau diambil dari lingkungan sekitarnya.
Salah satu prinsip belajar menyatakan bahwa makin banyak media bantu pembelajaran dimanfaatkan secara tepat dalam pembelajaran, makin besar daya serap siswa terhadap materi yang dipelajarinya. Dengan demikian, dalam pembelajaran guru harus menggunakan berbagai media belajar dan memanfaatkannya secara tepat. Memanfaatkan media pembelajaran secara tepat artinya dapat memilih alat yang cocok dengan materi yang dibahas dan mendemonstrasikan media tersebut pada saat yang tepat, sehingga dapat berfungsi memperjelas informasi (konsep) yang sedang dibicarakan.
Konsep Dasar dan Fungsi Media
Banyak sekali pengertian media pembelajaran yang diungkapkan oleh para tokoh. Akan tetapi menurut terminologinya, kata media berasal dari bahasa latin “medium” yang artinya perantara, sedangkan dalam bahasa Arab media berasal dari kata wasaaila artinya pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan.
Media belajar merupakan salah satu faktor untuk mencapai efi siensi hasil belajar (Moh. Surya, 1992). Media belajar juga dapat didefi nisikan sebagai berikut.
1.     Berlach dan Ely (1971) mengemukakan bahwa media belajar merupakan alat-alat grafi s, fotografi s atau elektronis untuk menangkap, memproses dan menyusun kembali informasi dan menyusun kembali informasi visual atau verbal;
2.     Heinich, dkk. (1985) mengemukakan bahwa media pembelajaran merupakan pembawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan pembelajaran atau mengandung maksud-maksud pembelajaran;
3.     Martin dan Briggs (1986) mengemukakan bahwa media pembelajaran mencakup semua sumber yang diperlukan untuk melakukan komunikasi dengan pembelajar. Hal ini bisa berupa perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan pada perangkat keras; dan
4.     H. Malik (1994) mengemukakan bahwa media belajar adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran dan perasaan pembelajar dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu.
Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut, dapat disimpulkan media belajar memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut.
Fungsi dari media belajar ialah memvisualisasikan sesuatu yang tidak dapat dilihat atau sukar dilihat sehingga nampak jelas dan dapat menimbulkan pengertian atau meningkatkan persepsi seseorang (R.M. Soelarko, 1995). Namun, ada enam fungsi pokok dari media belajar dalam proses belajar mengajar.
1.     Penggunaan media belajar dalam proses belajar mengajar bukan merupakan fungsi tambahan, tetapi mempunyai fungsi tersendiri sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif;
2.     Penggunaan media belajar merupakan bagian yang integral dari keseluruhan situasi mengajar;
3.     Media belajar dalam pengajaran penggunaannya integral dengan tujuan dan isi pelajaran;
4.     Media belajar dalam pengajaran bukan semata-mata alat hiburan atau bukan sekadar pelengkap;
5.     Media belajar dalam pengajaran lebih diutamakan untuk mempercepat proses belajar mengajar dan membantu siswa dalam menangkap pengertian yang diberikan guru; dan
6.     Penggunaan media belajar dalam pengajaran diutamakan untuk mempertinggi mutu belajar mengajar.
Di samping enam fungsi di atas, penggunaan media belajar mempunyai nilai-nilai sebagai berikut.
1.     Dengan peragaan dapat meletakkan dasar-dasar yang nyata untuk berpikir, oleh karena itu dapat mengurangi terjadinya verbalisme;
2.     Dengan peragaan dapat memperbesar minat dan perhatian siswa untuk belajar;
3.     Dengan peragaan dapat meletakkan dasar untuk perkembangan belajar sehingga hasil belajar bertambah mantap.
4.     Memberikan pengalaman yang nyata dan dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri pada setiap siswa;
5.     Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan berkesinambungan;
6.     Membantu tumbuhnya pemikiran dan membantu berkembangnya kemampuan berbahasa; dan
7.     Memberikan pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain serta membantu berkembangnya efi siensi dan pengalaman belajar yang lebih sempurna.
Dalam menggunakan media belajar, hendaknya guru memperhatikan sejumlah prinsip tertentu agar penggunaan media belajar tersebut dapat mencapai hasil yang baik. Menurut Nana Sudjana (2002), prinsip-prinsip penggunaan media
belajar adalah sebagai berikut.
1.     Menentukan jenis media belajar dengan tepat, artinya sebaiknya guru memilih terlebih dahulu media belajar manakah yang sesuai dengan tujuan dan bahan pelajaran yang hendak diajarkan;
2.     Menetapkan atau memperhitungkan subjek dengan tepat, artinya perlu diperhitungkan tingkat kemampuan/kematangan anak didik;
3.     Menyajikan media belajar dengan tepat; dan
4.     Menempatkan dan memperlihatkan media belajar pada waktu, tempat, dan situasi yang tepat.
Keragaman Media Belajar
R.M. Soelarko (1995) menggolongkan media belajar ke dalam jenis-jenis berikut.
1.     Gambar-gambar (lukisan), dalam IPA misalnya Zoologi (gambargambar binatang), Botani (gambar pohon, bunga, daun, dan buah), dan gambar tentang ilmu bumi (gambar gunung, laut, danau, hutan)
2.     Benda-benda alam yang diawetkan, misalnya daun kering yang dipres, bunga, serangga, misalnya kupu-kupu, jangkrik, belalang.
3.     Model, fantom, dan manikkin. Yang disebut model adalah bentuk tiruan dalam skala kecil. Fantom atau Manikkin adalah model anatomi dari bagian-bagian tubuh manusia itu sendiri misal rangka manusia.
Adapun media untuk pengajaran bahasa dapat dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:
a. media pandang (visual aids);
b. media dengar (audio aids); dan
c. media dengar-pandang (audio-visual aids).
Media pandang dapat berupa benda-benda alamiah, orang dan kejadian; tiruan benda-benda alamiah, orang dan kejadian; dan gambar benda-benda alamiah, orang dan kejadian (Effendi, 1984). Benda-benda alamiah yang dapat dihadirkan dengan mudah ke sekolah atau dapat ditunjuk langsung merupakan media pandang yang cukup efektif untuk digunakan, misalnya alat-alat sekolah, alat olah raga, dan benda-benda di sekitar sekolah. Jika benda alamiah tidak mungkin dihadirkan maka dapat diganti dengan tiruannya yang sekarang ini cukup mudah didapatkan, misalnya buah-buahan dari plastik, mobil-mobilan, perkakas rumah tangga, dan sebagainya. Jika tiruan benda alamiah itu pun tidak ada maka dapat diganti dengan gambar, baik gambar sederhana maupun gambar hasil peralatan mutakhir. Media pandang lainnya adalah kartu dengan segala bentuknya, papan fl anel, papan magnet, papan saku, dan lain sebagainya.
Benda-benda tiruan dan gambar merupakan media yang cukup efektif untuk digunakan, misalnya untuk pengenalan huruf dan pola kalimat. Menurut Mohammad Ahsanuddin (2006), benda-benda dan gambar itu dapat diletakkan di sudut-sudut ruangan atau ditempel di dinding sebagai pajangan. Jika anak telah dapat membaca, di bawah setiap gambar atau barang tiruan itu dapat disertakan namanya dengan bahasa asing yang sedang dipelajari siswa.
Media dengar yang dapat digunakan untuk pengajaran bahasa antara lain radio, tape recorder, dan laboratorium bahasa (yang sederhana). Tape recorder untuk media dengar merupakan pilihan yang cukup tepat untuk pengajaran bahasa. Hal ini karena dengan alat ini dapat diputar kaset-kaset rekaman sesuai yang dinginkan guru. Namun, kendala dari pemakaian tape recorder adalah minimnya kaset-kaset rekaman siap pakai yang dirancang khusus untuk bahasa tertentu. Kendala ini sekaligus merupakan tantangan bagi para pakar dan praktisi pengajaran bahasa.
Penggunaan laboratorium bahasa sebagai alat bantu pengajaran bahasa telah diakui efektivitasnya oleh para pakar pengajaran bahasa. Akan tetapi, untuk sekolah-sekolah di Indonesia pada umumnya, terutama di wilayah kabupaten, peralatan ini sering kali hanya merupakan anganangan yang sulit dicapai karena harganya yang relatif tinggi.
Media pengajaran bahasa yang paling lengkap adalah media dengar pandang, karena dengan media ini terjadi proses saling membantu antara indra dengar dan indra pandang. Yang termasuk jenis media ini adalah televisi, VCD, komputer dan laboratorium bahasa yang mutakhir. Dengan televisi yang menggunakan parabola dapat diakses siaran berbahasa (asing) berbagai negara. Siaran itu kemudian dapat direkam dengan menggunakan CD Writer sehingga dapat diputar berulang kali sebagai media belajar. Lebih lanjut, M. Ahsanuddin (2006) menjelaskan bahwa VCD merupakan media pengajaran bahasa yang cukup efektif digunakan. Alat ini mirip dengan tape recorder hanya lebih lengkap. Tape recorder hanya didengar, sementara VCD didengar dan dilihat. Saat ini telah banyak program-program pengajaran bahasa yang dikemas dalam bentuk CD, namun untuk mengoperasikannya tidak cukup dengan VCD tetapi dengan komputer yang dilengkapi dengan multimedia.

Sumber : panduanguru.com


Share this article :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Support : Original Template | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2012. MI TARBIYATUL ULUM MENCETAK GENERASI SUKSES
Modifikasi Tampilan Oleh Pangeran Yayan Putra
Proudly powered by Kang Blogger