Sidoarjo, NU Online
Pengurus Wilayah Lembaga Pendidikan Maarif Nahdlatul Ulama Jawa Timur menyiapkan 1.232 guru dan kepala SD/MI di lingkungannya menghadapi implementasi Kurikulum 2013 pada tahun pelajaran 2014/2015.
Jumlah tersebut merupakan akumulasi dari total peserta Workshop Implementasim Kurikulum 2013 yang digelar PW LP Ma’arif NU Jatim yang sudah memasuki angkatan ke-13. Lokakarya terakhir dilaksanakan, Sabtu (22/2), di gedung Pusdiklat LP Ma’arif NU Jatim, Sidoarjo, Jatim.
Ketua PW LP Ma’arif NU Jatim Prof Dr H Abd Haris mengatakan, pihaknya sudah memulai lokakarya ini sejak Oktober 2013 lalu. Ia menargetkan pelaksanaan kegiatan serupa akan terus berlangsung hingga Juni 2014 untuk guru kelas satu dan empat, serta kepala SD/MI se-Jawa Timur yang diperkirakan mencapai hinga 2.000 guru dan kepala SD/MI.
Sehingga, sambungnya, pada tahun pelajaran 2014/2015 sebagaimana program pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), sekolah dan madrasah NU sudah bia melaksanakan Kurikulum 2013 secara massif.
Haris menyampaikan, PW LP Ma’arif NU Jatim tidak mau terlambat dalam merespon kebijakan pemerintah yang menjadi kebutuhan sekolah dan madrasah di bawah pembinaannya. Hal ini berkaca pada pengalaman tahun 2006, ketika pemerintah melakukan perubahan kurikulum, banyak lembaga pendidikan baru dapat mengimplementasikannya dua sampai tiga tahun.
Alasannya, jelas Haris, madrasah dan sekolah belum mendapat pengetahuan yang cukup untuk menerapkan kurikulum baru itu. Sosialisasi yang dilakukan pemerintah belum menjangkau pada level madrasah/sekolah swasta terpencil.
“Padahal itu mayoritas madrasah/sekolah yang di bawa binaan Maarif,” ujarnya.
PW LP Ma’arif NU Jatim berharap, kegiatan seperti ini ke depan mendapat dukungan penuh dari pemerintah agar berjalan lebih maksimal. “Terus terang saja pelaksanaan workshop ini bersumber dari dana patungan (swadaya) mulai dari sekolah, cabang, dan wilayah LP Maarif,” tuturnya.
Menurut keterangan pemerintah untuk implementasi Kurikulum 2013 ini sudah dibuatkan skenario mulai dari sosialisasi, pelatihan dan sekaligus pendampingannya, yang diperuntukkan bagi semua sekolah baik swasta maupun negeri. Namun kenyataannya, hingga waktu implementasi kurang tiga bulan lagi, belum ada pelatihan untuk sekolah dan madrasah.
“Terutama untuk madrasah. Kalaupun ada itu belum menjangkau semua madrasah,” imbuh Haris.
Workshop Implementasim Kurikulum 2013 ini dilaksanakan selama 3 hari pada setiap angkatan. Menurut Direktur Pusdiklat LP Maarif NU Jatim Abdullah Sani, meskipun tiga hari tetapi materinya selevel dengan sepuluh hari sebagaimana pelatihan yang diselenggarakan oleh Kemendikbud.(Red: Mahbib Khoiron)
Pengurus Wilayah Lembaga Pendidikan Maarif Nahdlatul Ulama Jawa Timur menyiapkan 1.232 guru dan kepala SD/MI di lingkungannya menghadapi implementasi Kurikulum 2013 pada tahun pelajaran 2014/2015.
Jumlah tersebut merupakan akumulasi dari total peserta Workshop Implementasim Kurikulum 2013 yang digelar PW LP Ma’arif NU Jatim yang sudah memasuki angkatan ke-13. Lokakarya terakhir dilaksanakan, Sabtu (22/2), di gedung Pusdiklat LP Ma’arif NU Jatim, Sidoarjo, Jatim.
Ketua PW LP Ma’arif NU Jatim Prof Dr H Abd Haris mengatakan, pihaknya sudah memulai lokakarya ini sejak Oktober 2013 lalu. Ia menargetkan pelaksanaan kegiatan serupa akan terus berlangsung hingga Juni 2014 untuk guru kelas satu dan empat, serta kepala SD/MI se-Jawa Timur yang diperkirakan mencapai hinga 2.000 guru dan kepala SD/MI.
Sehingga, sambungnya, pada tahun pelajaran 2014/2015 sebagaimana program pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), sekolah dan madrasah NU sudah bia melaksanakan Kurikulum 2013 secara massif.
Haris menyampaikan, PW LP Ma’arif NU Jatim tidak mau terlambat dalam merespon kebijakan pemerintah yang menjadi kebutuhan sekolah dan madrasah di bawah pembinaannya. Hal ini berkaca pada pengalaman tahun 2006, ketika pemerintah melakukan perubahan kurikulum, banyak lembaga pendidikan baru dapat mengimplementasikannya dua sampai tiga tahun.
Alasannya, jelas Haris, madrasah dan sekolah belum mendapat pengetahuan yang cukup untuk menerapkan kurikulum baru itu. Sosialisasi yang dilakukan pemerintah belum menjangkau pada level madrasah/sekolah swasta terpencil.
“Padahal itu mayoritas madrasah/sekolah yang di bawa binaan Maarif,” ujarnya.
PW LP Ma’arif NU Jatim berharap, kegiatan seperti ini ke depan mendapat dukungan penuh dari pemerintah agar berjalan lebih maksimal. “Terus terang saja pelaksanaan workshop ini bersumber dari dana patungan (swadaya) mulai dari sekolah, cabang, dan wilayah LP Maarif,” tuturnya.
Menurut keterangan pemerintah untuk implementasi Kurikulum 2013 ini sudah dibuatkan skenario mulai dari sosialisasi, pelatihan dan sekaligus pendampingannya, yang diperuntukkan bagi semua sekolah baik swasta maupun negeri. Namun kenyataannya, hingga waktu implementasi kurang tiga bulan lagi, belum ada pelatihan untuk sekolah dan madrasah.
“Terutama untuk madrasah. Kalaupun ada itu belum menjangkau semua madrasah,” imbuh Haris.
Workshop Implementasim Kurikulum 2013 ini dilaksanakan selama 3 hari pada setiap angkatan. Menurut Direktur Pusdiklat LP Maarif NU Jatim Abdullah Sani, meskipun tiga hari tetapi materinya selevel dengan sepuluh hari sebagaimana pelatihan yang diselenggarakan oleh Kemendikbud.(Red: Mahbib Khoiron)
Sumber : NU Online
Tidak ada komentar:
Posting Komentar