Latest Post :
Home » , » GARA-GARA KOPI

GARA-GARA KOPI

Kamis, 27 Februari 2014 | 0 komentar

 GARA-GARA KOPI
Karya : Ani Maslihatul M. S.PdI *

“Tet … tet … tet …” tanda bel masuk berbunyi. Semua siswa segera berbaris di depan kelas masing-masing. Hal ini dilakukan di sekolahku setiap hari untuk melatih kedisiplinan para siswa.

            Hari ini hari Sabtu. Jam pelajaran pertama di kelas IV adalah Matematika. Bu Rini, wali kelas IV, yang juga mengajar pelajaran Matematika, segera mempersiapkan para siswa untuk menerima pelajaran. Ahmad, sebagai ketua kelas memimpin teman-temannya untuk berdo`a.
            Selesai berdoa, Bu Rini, mengabsen siswa di kelas itu. Terlihat ada satu kursi kosong. “Di mana si Bogel?” Tanya Bu Rini kepada anak-anak. “Tidak berangkat, Bu”, jawab beberapa anak serempak.
            Jarum jam telah menunjukkan pukul 07.25. Para siswa terlihat sudah siap menerima pelajaran dari Bu Rini. Pelajaran Matematika hari ini adalah ulangan bilangan romawi. Beberapa siswa terlihat nampak serius membuka-buka buku paket dan ada sebagian siswa yang memang sudah mempersiapkan diri dari rumah.
Suasana hening. Andai jarum jam jatuh pun akan terdengar. Dalam keheningan itu, tiba-tiba terdengar suara kaki berlari sambil menjejak tanah. “Tok…tok…tok…” suara ketukan pintu menggugah keheningan siswa di kelas itu. Guru berpipi lesung itu segera mendekat pintu dan membukanya. “Bogel…”, sapa Bu Rini dengan senyum manisnya.
“Emm… maaf, Bu, Bogel terlambat. Bolehkah Bogel masuk, Bu?” kata Bogel sedikit tersendat.
“Dari mana kamu, Bogel? Jam segini baru berangkat?” Tanya Bu Rini dengan suara lembut.
“Maaf, Bu. Bogel bangun kesiangan” jawab Bogel dengan wajah malu.
Bu Rini yang terkenal penyabar itu mempersilakan Bogel duduk. Dengan nada malu-malu, Bogel menceritakan hal yang menyebabkan dia bangun kesiangan dan terlambat datang ke sekolah.
Anak berbadan gendut itu memang punya kebiasaan yang kurang baik di kelasnya. PR dari bapak/ibu guru sering kali tidak ia kerjakan. Selalu saja ada alasan, entah bukunya yang ketinggalan, lupa kalau ada PR, dan lain-lain. Bahkan tugas di sekolah pun juga sering tidak terselesaikan. Dia juga suka bikin ulah di kelasnya.
Malamnya, selesai belajar ia merasa haus. Segera ia pergi ke dapur mengambil minum. Dilihatnya segelas kopi milik ayah di meja makan. Dengan sengaja bogel minum kopi milik ayahnya hingga habis setengah gelas. Dia mengira ayahnya telah tidur. Padahal, ayah dan ibunya masih nonton tv di ruang keluarga.
Segera ia kembali ke meja belajarnya. Tapi, entah apa yang dikerjakannya di sana. Karena Bogel bukanlah anak yang rajin. Beberapa menit kemudian setelah Bogel merasa lelah, segera ia merebahkan badannya yang gendut itu ke tempat tidurnya. Dilihatnya jam bergambar Winnie the Pooh di atas meja belajarnya. “Waduh…, jam sebelas. Bagaimana mungkin besok aku bisa bangun pagi kalau jam segini aku belum bisa tidur?” gumamnya dalam hati.
Dengan perasaan cemas dan gelisah, dia membolak-balikkan badannya di atas kasur empuknya. Diingat-ingatnya apa yang membuat dia tidak bisa tidur. Ternyata, gara-gara kopi yang ia minum tadi sehabis belajar. Dia sesali apa yang dilakukannya. Akhirnya, dia baru bisa tertidur setelah jam dua belas malam.
“Bogel, ayo bangun. Sudah siang!”, suara lembut mama membangunkannya. Ditariknya selimut Bogel karena dia merasa belum saatnya untuk bangun. Berat rasanya mata Bogel untuk melihat indahnya suasana pagi hari.
Sudah ketiga kalinya  mama membangunkan. Dikucek-kucek mata Bogel. Ia melihat ke arah jarum jam telah menunjuk pukul tujuh. Segera ia melompat dari tempat tidurnya. Tanpa mandi dan cuci muka ia segera berganti pakaian seragam sekolahnya. Disahutnya tas ransel biru di meja belajarnya. Ingin segera ia sampai di sekolah. Akan tetapi, waktu tetap berjalan dan Bogel pun tetap terlambat masuk kelas.
“Ha…ha…ha…”, suara teman-teman Bogel menertawakannya.
Bu Rini segera mengondisikan kelas. Guru berkaca mata minus itu berpesan kepada Bogel agar lain kali tidak mengulanginya lagi. Kita harus minta ijin terlebih dahulu jika kita menggunakan atau memakai sesuatu yang bukan milik kita.   

Sebelum melanjutkan pelajaran, disuruhnya Bogel ke kamar mandi untuk cuci muka terlebih dahulu. Dengan langkah cepat ia ke kamar mandi. Dalam hati, ia menyesali diri dan berjanji akan menjadi anak yang rajin. Dia juga berharap orang tuanya mau memaafkan kesalahannya.

* Guru Bahasa Indonesia MI Tarbiyatul Ulum
Share this article :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Support : Original Template | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2012. MI TARBIYATUL ULUM MENCETAK GENERASI SUKSES
Modifikasi Tampilan Oleh Pangeran Yayan Putra
Proudly powered by Kang Blogger