Latest Post :

KISMA 2013

Jumat, 25 Oktober 2013 | 0 komentar

DAUN RESEDE (GLIRICIDIA SEPIUM) PENGGANTI BAHAN KIMIA CAIR/KARBIT UNTUK MEMASAKKAN PISANG


Karya Tulis Ilmiah Remaja diajukan guna mengikuti kegiatan Karya Ilmiah Siswa Ma’arif (KISMA) Kabupaten Semarang Tahun 2013









Ditulis oleh:
1.      Hapsi Nuh Safrudin
2.      Roy Wahyu Dwi Saputro
3.      Wahib Affandi
4.      Wahyu Amana Roby





MI TARBIYATUL ULUM, JEMBRAK, KECAMATAN PABELAN, KABUPATEN SEMARANG
TAHUN 2013









LEMBAGA PENDIDIKAN MA’ARIF NU
MI TARBIYATUL ULUM
 Desa Jembrak, Kec. Pabelan, Kab. Semarang Kode Pos 50771
e-mail : mijembrak01@yahoo.co.id  blog: mitujembrak.blogspot.com
­­­­­­­­­­­
LEMBAR PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah dengan judul:
DAUN RESEDE (GLIRICIDIA SEPIUM) PENGGANTI BAHAN KIMIA CAIR/KARBIT UNTUK MEMASAKKAN PISANG
Ditulis oleh:
1.      Hapsi Nuh Safrudin
2.      Roy Wahyu Dwi Saputro
3.      Wahib Affandi
4.      Wahyu Amana Roby

Telah diperiksa dan disetujui
sebagai Hasil Karya Ilmiah Remaja
Pada Kegiatan Karya Ilmiah Siswa Ma’arif (KISMA)
MI Tarbiyatul Ulum, Jembrak, Kec. Pabelan, Kab. Semarang
Tahun pelajaran 2013/2014


                                                                                     Jembrak, 16 Oktober 2013
Pembimbing


Sriyanto, S.Pd.I



LEMBAGA PENDIDIKAN MA’ARIF NU
MI TARBIYATUL ULUM
 Desa Jembrak, Kec. Pabelan, Kab. Semarang Kode Pos 50771
e-mail : mijembrak01@yahoo.co.id  blog: mitujembrak.blogspot.com
­­­­­­­­­­­

LEMBAR PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah dengan judul:
DAUN RESEDE (GLIRICIDIA SEPIUM) PENGGANTI BAHAN KIMIA CAIR/KARBIT UNTUK MEMASAKKAN PISANG


Ditulis oleh:
1.      Hapsi Nuh Safrudin
2.      Roy Wahyu Dwi Saputro
3.      Wahib Affandi
4.      Wahyu Amana Roby


Telah diterima dan disahkan
sebagai Hasil Karya Ilmiah Remaja
Pada Kegiatan Karya Ilmiah Siswa Ma’arif (KISMA)
MI Tarbiyatul Ulum, Jembrak, Kec. Pabelan, Kab. Semarang
Tahun pelajaran 2013/2014


                                                                                     Jembrak, 16 Oktober 2013
Kepala MI Tarbiyatul Ulum,


Sukron Hakim, S.H.I


KATA PENGANTAR

Dengan menyebut asma Allah SWT Yang Maha Pengasih dan Penyayang segala puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT, sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW serta keluarga dan sahabat. Dengan limpahan rahmat-Nya penulis telah mampu menyelesaikan melaksanakan pengamatan yang berjudul: “DAUN RESEDE (GLIRICIDIA SEPIUM) PENGGANTI BAHAN KIMIA CAIR/KARBIT UNTUK MEMASAKKAN PISANG dengan tepat waktu dan lancar.
Selanjutnya pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
  1. Sukron Hakim, S.H.I selaku Kepala MI Tarbiyatul Ulum, Jembrak, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang.
  2. Sriyanto, S.Pd.I selaku guru IPA sekaligus pembimbing dalam pengamatan
  3. Semua Bapak Ibu guru yang telah memberi bekal dan pengetahuan kepada penulis.
  4. Seluruh teman-teman kelas VI MI  Tarbiyatul Ulum, Jembrak, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang.
Teriring doa semoga amal dan budi baik semua yang telah diberikan kepada penulis menjadi catatan amal baik di sisi Allah SWT. Penulis berharap semoga hasil pengamatan ini dapat bermanfaat bagi penulis dan bagi pembaca pada umumnya. 

Jembrak, 16 Oktober 2013
Penulis


ABSTRAK

Safrudin, Hapsi Nuh, et al, 2013. Daun Resede (Gliricidia Sepium) Pengganti Bahan  Kimia Cair/Karbit untuk Memasakkan Pisang. Laporan Penelitian, Madrasah Ibtidaiyah Tarbiyatul Ulum, Jembrak. Pembimbing: Sriyanto, S.Pd.I

Kata kunci: Daun Resede (Gliricidia Sepium), Kabit, dan Pisang

Penelitian ini dilatar belakangi pemanfaatan karbit pada pemasakan buah pisang yang terlalu lama akan berdampak pada kesehatan konsumen. Pemasakkan pisang dengan karbit bertujuan agar pisang cepat matang sehingga bisa segera digunakan baik untuk dijual, dimakan, dan keperluan lainnya. Cara seperti ini jika dilakukan dalam waktu lama tentu tidak sehat. Maka perlu ada alternatif cara yang lebih aman dan sehat.
Daun Resede (Gliricidia Sepium) kami jadikan alternatif bahan untuk memasakkan pisang lebih cepat. Caranya dengan memeram buah pisang yang sudah tua dengan daun resede selama dua sampai tiga hari. Penelitian ini dilakukan dengan metode pengamatan. Dari pengamatan yang dilaksanakan terbukti daun resede (Gliricidia Sepium) dapat menjadi bahan alternatif untuk memasakkan buah pisang. Daun Resede memacu keluarnya hormon etilen pada buah pisang. Hormon etilen merupakan hormon yang memacu buah pisang untuk cepat matang. Sehingga dengan bantuan daun resede pisang dapat cepat matang seperti matang alami di pohon.



DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………………………………………………..………..
HALAMAN PERSETUJUAN ………………………………………………..
HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………...
KATA PENGANTAR ………………………………………………………..
ABSTRAK……………………………………………………………………..
DAFTAR ISI ………………………………………………………..………...
i
ii
iii
iv
v
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang Masalah ……………………………………...
B.  Rumusan Masalah …………………………………..………...
C.  Tujuan Penelitian ……………………………………………..
D.  Manfaat Penelitian ………………………………...………….

1
2
2
2
BAB II
KAJIAN TEORI
A.      Pisang …………………………………….………………….
B.       Karbit (Kalsium Karbida) …………………….……………..
C.       Daun Resede atau Gamal (Gliricidia sepium)  ……………...

3
3
4
BAB III
METODE
A.    Obyek/Sampel……………………...……………….………..
B.     Tempat dan Waktu …………………………………………..
C.    Alat dan Bahan………..……………………………..………..
D.    Cara Pengamatan……………… …………………...………..

8
8
8
8
BAB IV
HASIL  DAN BAHASAN
A.   Hasil  …………………………………….…………………...
B.   Bahasan ………………………………………..……………..

10
11
BAB V
PENUTUP
A.  Kesimpulan ………………………………………….………..
B.  Saran ………………………………………………...………..

12
12
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN





BAB I
Pendahuluan
A.    Latar Belakang
Buah-buahan pada umumnya bisa dimakan pada kondisi sudah masak. Pada kondisi masak vitamin yang terkandung di dalamnya sudah mulai terbentuk. Selain itu buah yang sudah masak sudah enak dinikmati. Jika dalam kondisi mentah buah dimakan tentu rasanya tidak seenak buah saat masak. Pisang misalnya, jika kita makan pisang dalam kondisi mentah rasanya pasti sepat dan lengket karena getahnya masih banyak. Selain itu kita akan mengalami kesulitan dalam mengupasnya.
Buah pisang di pasar buah banyak jenisnya, ada pisang ambon, pisang raja nangka, pisang mas, dan sebagainya. Di pasar buah para penjual buah menjajakan pisang sudah dalam kondisi masak, sehingga kita sudah bisa langsung memakannya. Tetapi kita tidak tahu apakah masaknya buah pisang tersebut secara alami atau secara buatan. Secara alami buah pisang masak bisa dari pohonnya. Secara buatan pisang bisa dimasakkan dengan menggunakan karbit atau bahan kimia cair seperti ethrel.
Bagi para konsumen pisang memakan pisang yang masak alami tidak menimbulkan efek yang berbahaya. Efek berbahaya akan timbul ketika para konsumen makan pisang yang masak secara di karbit atau di ethrel. Dalam jangka waktu yang lama tentu akan menimbulkan efek yang tidak baik bagi kesehatan. Maka perlu ada cara lain untuk memasakkan buah secara buatan yang bukan dengan karbit atau ethrel. Selain itu buah pisang yang dimasakkan dengan karbit akan cepat membusuk.
Melihat pengalaman yang sudah pernah kami lihat yaitu orang tua kami memasakkan pisang yang sudah tua dengan menggunakan bahan alami membuat kami tertarik untuk mengamatinya lebih lanjut. Ketika orang tua kami menebang pisang yang sudah tua untuk kepentingan tertentu seperti “nyumbang” maka orang tua kami harus memasakkan pisang lebih cepat. Jika menunggu masak pohon tentu lebih lama. Orang tua kami memasakkan pisang dua hari lebih cepat. Orang tua kami menggunakan daun resede untuk memasakkannya.
Berdasarkan paparan masalah di atas maka kami bermaksud membuat penelitian dengan judul : DAUN RESEDE (GLIRICIDIA SEPIUM) PENGGANTI BAHAN KIMIA CAIR/KARBIT UNTUK MEMASAKKAN PISANG
B.     Rumusan Masalah
  1. Apakah daun resede (Gliricidia sepium) dapat menjadi pengganti bahan kimia cair/karbit untuk memasakkan pisang?
C.     Tujuan Penelitian
  1. Mengetahui daun resede (Gliricidia sepium) sebagai pegganti bahan kimia cair/karbit untuk memasakkan pisang.
  2. Sebagai penelitian dalam mengikuti kegiatan KISMA tahun 2013.
D.    Manfaat Penelitian
  1. Dari penelitian ini diharapkan kami dapat mengetahui manfaat dari daun resede  (Gliricidia sepium)  sebagai pengganti bahan kimia cair/karbit untuk memasakkan pisang.
  2.  Manfaat bagi penjual buah bisa membantu untuk memasakkan pisang dengan cara yang aman dan sehat.
  3. Manfaat bagi masyarakat pada umumnya bisa menjadi alternatif untuk memasakkan pisang dengan cara yang aman dan sehat.


BAB II
Kajian Teori
A.    Pisang
Pisang adalah nama umum yang diberikan pada tumbuhan terna raksasa berdaun besar memanjang dari suku Musaceae. Beberapa jenisnya (Musa acuminata, M. balbisiana, dan M. Paradisiaca) menghasilkan buah konsumsi. Buah ini tersusun dalam tandan dengan kelompok-kelompok tersusun menjari, yang disebut sisir. Hampir semua buah pisang memiliki kulit berwarna kuning ketika matang, meskipun ada beberapa yang berwarna jingga, merah, hijau, ungu, atau bahkan hampir hitam. Buah pisang, terutama yang matang, memiliki beberapa kandungan seperti protein, lemak, karbohidrat, kalsium, fosfor, serat, beberapa vitamin (A, B1, B2 dan C), zat besi, dan niacin. Kandungan mineralnya yang menonjol adalah kalium (Wirakusumah, Emma S, 1977).
Sejak penanaman pohon pisang sampai dapat dipetik buah pisangnya memakan waktu sekitar 13-15 bulan. Sedangkan untuk masa panen berikutnya dibutuhkan waktu 3-4 bulan sekali. Semua tergantung dari umur anak pisang. Untuk perbanyakan paling sering dilakukan dengan tunas. http://tipskesehatanku.blogspot.com/2013/07/manfaat-buah-pisang-bagikesehatan.html#sthash.E0GYaSo7.dpuf
Faktor yang mendorong terjadinya proses pemasakan diantaranya adalah etilen. Etilen adalah adalah zat cair yang tidak berwarna, kental dan manis, mudah larut dalam air, memiliki titik didih relatif tinggi dan titik beku rendah. Etilen adalah hormon tumbuh yang secara umum berlainan dengan auksin, griberelin dan sitokinin. Dalam keadaan normal, etilen akan berbentuk gas dan struktur kimianya sangat sederhana sekali. Etilen di alam akan berpengaruh apabila terjadi perubahan secara fisiologis pada suatu tanaman. Hormon ini akan berperan dalam proses pematangan buah.
B.     Karbit (Kalsium Karbida)
Karbit atau Kalsium karbida adalah senyawa kimia dengan rumus kimia CaC2. Karbit digunakan dalam proses las karbit dan juga dapat mempercepat pematangan buah. Persamaan reaksi Kalsium Karbida dengan air adalah :
CaC2 + 2 H2O C2H2 + Ca(OH)2
Karena itu 1 gram CaC2 menghasilkan 349ml asetilen. Pada proses las karbit, asetilen yang dihasilkan kemudian dibakar untuk menghasilkan panas yang diperlukan dalam pengelasan. (Wikipedia) Karbit memang telah lama digunakan secara tradisional untuk memacu kematangan buah. Efektivitasnya hanya seperseratus jika dibandingkan etilen. Siapa sangka selain pemacu kematangan, gas asetilen yang dihasilkan dari karbit juga bermanfaat untuk menghilangkan warna hijau. Buah pisang yang dimasakkan dengan menggunakan karbit dapat masak setelah dua atau tiga hari. Namun sayangnya buah pisang yang dimasakkan dengan menggunakan karbit juga cepat membusuk.
C.     Daun Resede atau Gamal (Gliricidia sepium)
Daun resede atau Gamal (Gliricidia sepium) adalah nama sejenis perdu dari kerabat polong-polongan (suku Fabaceae alias Leguminosae). Sering digunakan sebagai pagar hidup atau peneduh.  Perdu atau pohon kecil ini merupakan salah satu jenis leguminosa multiguna yang terpenting setelah lamtoro (Leucaena leucocephala). Nama-nama lainnya adalah kerside, gliriside, sliridia, liriksidia, sirida, resede, teresede (Jawa.); cebreng (Sunda) bunga Jepun (Malaysia.); kakawate (Filipina); madre de cacao (Portugis); dan gliricidia, Nicaraguan coffee shade (Inggris).
Gamal merupakan tanaman yang mudah ditanam dan tidak memerlukan sifat tanah khusus. (Manglayang Farm Online, 6 Maret 2006).  Gamal adalah tanaman asli di kawasan Pantai Pasifik Amerika Tengah yang bermusim kering. Gamal diperkirakan masuk ke Indonesia sekitar tahun 1900 untuk digunakan sebagai tanaman pelindung pada areal perkebunan di daerah Medan (Harian Umum Suara Karya, 19 Mei 1992 dalam Manglayang Farm Online, 6 Maret 2006). Ciri umum Gamal adalah daun menyirip, dengan bentuk daun oval runcing yang agak lebar, dan bunganya cukup indah berwarna ungu keputihan. Tanaman Gamal tumbuh baik pada daerah dengan ketinggian 0-1300 meter dari permukaan laut dan dapat tumbuh mencapai ketinggian 10 meter (Lembar Informasi Pertanian (LIPTAN) BIP Irian Jaya No. 110/92, 1992).
Gliricidia merupakan jenis multiguna. Pada daerah tropika, digunakan sebagai pagar hidup. Kemampuannya bertunas setelah dipangkas cocok untuk pakan ternak, kayu bakar dan tiang. Pada kondisi di bawah optimal, produksi biomas mencapai 12 ton berat kering per hektar per tahun. Merupakan jenis pengikat nitrogen, daunnya dapat digunakan sebagai mulsa dan pupuk hijau sehingga cocok untuk agroforestry. Nama “ibu kokoa” muncul karena sering digunakan sebagai peneduh coklat, kopi dan teh. Kayunya keras dan awet, berat jenis 0,5-0,8g/cm3. Nilai kalorinya 4.900 kkal/kg. (Hanum dan van der Maesen, 1997).
Batang tanaman gamal adalah tunggal atau bercabang, jarang yang menyemak, tinggi 2-15 m. Batang tegak, diameter pangkal batang 5-30 cm, dengan atau tanpa cabang di dekat pangkal tersebut. Kulit batang coklat keabu-abuan dengan alur-alur kecil pada batang yang telah tua. Daun majemuk menyirip, panjang 19-30 cm, terdiri 7-17 helai daun. Helai daun berhadapan, panjang 4-8 cm dengan ujung runcing, jarang yang bulat. Ukuran daun semakin kecil menuju ujung daun. Bunga merah muda cerah sampai kemerahan, jarang yang putih, panjang 2,5-15 cm, susunan bunga tegak (Amara dan Kamara, 1998)
Gamal dapat dimanfaatkan antara lain sebagai pakan ternak yang banyak disukai oleh ternak ruminansia kecil seperti kambing dan domba (Lembar Informasi Pertanian (LIPTAN) BIP Irian Jaya No. 110/92, 1992). Gamal mempunyai nilai gizi yang tinggi, pencegah erosi, dan penyubur tanah. Kayunya dapat digunakan sebagai kayu bakar, arang atau sebagai bahan bangunan dan alat pertanian. Tanaman ini juga digunakan dalam berbagai sistem pertanaman, yaitu sebagai pohon pelindung dalam penanaman teh, cokelat, atau kopi. Selain itu juga berfungsi sebagai penyangga hidup untuk tanaman vanili, lada hitam, dan ubi jalar. Manfaat lain yang lebih umum yaitu digunakan sebagai pagar hidup, tanaman pelindung, tanaman pupuk hijau pada pola tanam tumpang sari, sebagai penahan tanah pada pola tanam lorong dan terasering. Selain itu, tanaman ini juga ternyata dapat digunakan untuk mereklamasi tanah atau lahan yang gundul atau tanah yang rapat ditumbuhi oleh alang alang (Imperata cylindrica) (Manglayang Farm Online, 6 Maret 2006). Salah satu sebab mengapa Gamal cepat populer adalah resistensinya terhadap hama kutu loncat (Heteropsylla cubana) yang telah meluluhlantakan Lamtoro di berbagai belahan dunia tropis (FAO, 1998).
Meskipun Gamal dapat diperbanyak dengan biji, tapi lebih sering menggunakan setek batang dalam usaha mengembangbiakan Gamal. Alasan pertama adalah, sulitnya mencari dan mengumpulkan biji Gamal.Di berbagai tempat yang kami temui, jarang pohon Gamal yang dapat tumbuh sampai besar, berbunga dan berbiji. Hal ini disebabkan Gamal sudah secara berkala di panen daun dan batangnya, jarang yang dapat tumbuh sampai berbunga dan berpolong. Alasan lain, perbanyakan dengan setek batang lebih mudah dan lebih cepat daripada melalui biji. Tanaman yang diperbanyak dengan setek sudah dapat dipanen perdana pada usia di bawah 1 tahun. Biasanya 8-10 bulan. Sedangkan pada tanaman biji, hasil biomasa baru dapat diperoleh pada usia sekira 2 tahun. Penanaman setek lebih baik berasal dari batang bawah tanaman yang cukup usia (diatas 2 tahun), diameter batang cukup besar (diatas 4cm) dengan panjang setek bervariasi mulai dari 40cm sampai 1.5m. Jarak tanam juga bervariasi, antara 40 -50cm sampai dengan 1.5 – 5m tergantung kebutuhan. Meskipun kadang-kadang menggugurkan daunnya pada musim kering dan kondisi udara dingin, Gamal dapat dikategorikan sebagai pohon yang selalu hijau (evergreen). Dapat dipanen setiap 3 – 4 bulan sekali, dengan hasil antara 1 – 2 kg hijauan basah per tanaman. G. sepium merupakan tanaman yang cocok untuk tanah asam dan marginal seperti diutarakan oleh Szott et al. (1991). Lebih lanjut, Whiteman et al. (1986) menilai Gamal beradaptasi dengan baik pada tanah dengan kandungan kalsium rendah seperti di Australia. Sayangnya, pada tanah yang mengandung saturasi Alumunium cukup tinggi seperti beberapa daerah di Indonesia, Gamal tumbuh kurang baik dan memiliki tingkat tahan hidup yang rendah (Direktorat Jenderal Peternakan,1999).





                                       




BAB III
METODE

A.    Obyek/sampel
Obyek dalam penelitian ini adalah buah pisang.

B.     Tempat dan Waktu
Tempat pelaksanaan penelitian adalah di ruang kelas VI MI Tarbiyatul Ulum, Jembrak, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang. Pada hari Sabtu - Rabu, 12–16 Oktober 2013.

C.     Alat dan Bahan  
1.    Pisau
2.    3 sisir pisang yang sudah tua
3.    Sabit
4.    Pisau/parang
5.    Daun resede secukupnya
6.    Karung
7.    Rafia

D.    Cara Pengamatan
  1. Tebang pohon pisang yang sudah tua
  2. Tandan pisang dipotong sesuai jumlah sisiran yang ada
  3. Pisang dijemur sampai getahnya kering
  4. Masukkan daun resede ke dalam karung
  5. Masukan pisang kedalam karung yang sudah diberi daun resede
  6. Masukan lagi daun resede hingga menutupi pisang
  7. Ikat karung dengan rafia
  8. Letakan karung yang berisi pisang ditempat yang bersih
  9. Tunggu selama dua sampai tiga hari
  10. Karung di buka lalu di bersihkan dari daun resede
  11. Pisang siap dimakan    


BAB IV
HASIL DAN BAHASAN
A.    Hasil Pengamatan
Hasil dari pengamatan yang dilakukan adalah sebagai berikut buah pisang yang diperam dengan daun resede setelah tiga hari belum masak secara sempurna. Buah pisang yang masak baru satu sisir.



Gb. Pisang yang dibuka pada hari ketiga.
Pada hari kelima kami buka kembali peraman buah pisang. Buah pisang sudah masak sempurna dengan warna kuning pada kulitnya. Untuk membuktikan rasa pisang buah kami makan. Rasanya sama dengan buah pisang yang masak secara alami dari pohon.


Gb. Pisang yang dibuka pada hari kelima



B.     Bahasan
Buah pisang dikatakan masak sempurna apabila kulitnya berwarna kuning. Pada pengamatan hari ketiga buah belum bisa menguning secara sempurna hal ini disebabkan karena faktor buah yang belum begitu tua dan kerapatan dalam menyimpan pisang di dalam karung goni. Untuk menunggu hasil yang sempurna pemeraman kami tunggu hingga hari kelima. Pada hari kelima pisang sudah bisa masak secara sempurna sehingga sudah bisa dimakan. Pemasakan pada buah pisang terjadi akibat suhu panas yang ada di dalam karung yang berisi daun resede. Panas tersebut berasal dari daun resede yang disumpat dalam karung. Dalam hal ini daun resede dapat memacu timbulnya asam asetilen pada buah pisang yang diperam sehingga buah pisang bisa masak seperti masak alami saat di pohon.


BAB V
PENUTUP
  1. Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan yang kami lakukan di atas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1.      Daun resede (Gliricidia sepium)  dapat memasakkan buah pisang dengan cara memeram buah pisang dengan daun resede.
2.      Daun resede (Gliricidia sepium)  dapat memacu keluarnya asam asetilen pada buah pisang sehingga membuat pisang menjadi masak.
3.      Berdasarkan kesimpulan-kesimpulan di atas berarti daun resede (Gliricidia sepium)  dapat dijadikan pengganti bahan kimia cair/karbit untuk memasakkan pisang.
  1. Saran-saran
1.      Sebaiknya kegiatan pengamatan dilakukan di ruang laboratorium.
2.      Perlu diberikan waktu yang cukup untuk melakukan pengamatan dan pembuatan laporan.
3.      Sebaiknya pilih pisang yang benar-benar sudah tua jika ingin dimasakkan dengan daun resede (Gliricidia sepium).
4.      Bagi para penjual buah bisa menggunakan alternatif daun resede untuk memasakkan pisang yang akan dijual.


Daftar Pustaka



Share this article :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Support : Original Template | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2012. MI TARBIYATUL ULUM MENCETAK GENERASI SUKSES
Modifikasi Tampilan Oleh Pangeran Yayan Putra
Proudly powered by Kang Blogger